Puisi

Kami yang bertetes keringat, darah, dan air mata

Untuk memperjuangkan sebuah masa depan

Dimana kalian yang mungkin tak pernah mengenal kami

Akan merasakan dan mengerti apa yang kami perjuangkan


Kami bertumbangan tapi semangat kami tidak akan padam

Semua demi sebuah kemerdekaan, kemerdekaan untuk kalian

Bukan untuk kami, karena mungkin saat iti terjadi

Kami sudah ada di dalam bumi


Dan jika saat ini kalian menerima pesan kami

Dapatkah kalian membuat pesan seperti kami

Untuk masa depan, bukan cuma masa depan kalian

Tetapi masa depan anak cucu kalian


Handoko termenung setelah membaca puisi yang masuk ke emailnya. Tak lama kemudian Handphonenya bergetar.

"Bagaimana puisi karyaku Pa? Kasih ide judul dong Pa" Bunyi BBM dri Kalyna, putri semata wayangnya yang baru kelas 4 SD. Handoko tersenyum membaca BBM itu.

"Bagaimana Pak Handoko?" Kata Hardi yang sejak tadi duduk di hadapannya mengejutkan Hanoko "Bapak tinggal tanda tangan saja, semuanya akan saya atur, ingat 10 % itu bukan nilai yang kecil, Bapak bisa langsung kaya" Tambah Hardi.

"Maaf, saya bukan koruptor yang baik" Kata Handoko tegas.

Handoko menjauhkan Map dari hadapannya lalu beralih ke laptopnya, dia mengetikan sebuah judul untuk puisi Kalyna yang telah menyelamatkannya, lalu mengirim balik kepada putrinya.

Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Post a Comment