Paulo Coelho
Siapa yang tidak kenal dengan penulis terkenal ini, penulis asal Brasil yang telah melahirkan puluhan novel dan beberapa bahkan menjadi novel paling laris di seluruh dunia. Dia telah menjual lebih dari 150 juta kopi di seluruh dunia. Novelnya The Alchemist telah diterjemahkan ke dalam 67 bahasa bahkan mencapai 386 minggu berada di list The New York Times Best Sellers, wow, sebuah pencapaian yang luar biasa. Hal ini membuat Paulo Coelho menerima berbagai penghargaan. Tetapi siapa sebenarnya Paulo Coelho itu, tulisan ini akan mencoba membuat kita mengenal lebih dekat sosok novelist yang sebenarnya sudah sangat terkenal ini.
Paulo Coelho adalah anak dari pasangan Pedro dan Lygia yang terlahir pada 24 Agustus 1947 di Rio De Janeiro, Brasil. Pada dasarnya Paulo kecil bukanlah dari keluarga yang kekurangan secara ekonomi, Ayahnya adalah seorang arsitek, sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga dan mereka termasuk dalam golongan menengah.
Ketika memasuki masa sekolah, Paulo kecil di masukan ke sekolah Jesuit oleh keluarganya, yaitu sekolah untuk kaum katholik. Dengan peraturan yang ketat terutama mengenai hal ibadah membuat Paulo kecil kurang kerasan. Namun walaupun begitu, di sekolah inilah pertama kali Paulo Coelho memperlihatkan bakat menulisnya, dia memenangkan sebuah kompetisi menulis yang diadakan oleh sekolahnya tesebut, kompetisi tersebut adalah kompetisi menulis puisi. Bahkan ada kejadian yang sangat menegaskan bahwa Paulo kecil benar-benar berbakat menulis, yaitu ketika adiknya Sonia memungut tulisan Paulo Coelho dari tempat sampah dan mengikutkan tulisan tersebut dalam sebuah lomba, hasilnya, sang adik memenangkan lomba esai bermodalkan tulisan tersebut.
Awal yang bagus tidak selalu menjumpai hal yang mulus “keberuntungan seorang pemula” kata-kata yang ditulis di novelnya sepertinya memang benar-benar dia alami. Minat dan bakatnya untuk menulis menemuhi tantangan berat ketika sang ayah yang adalah seorang arsitek tidak mengharapkan Paulo Coelho untuk menjadi seorang penulis, karena kedua orang tuanya lebih mengharapkan dia untuk menjadi seorang Arsitek ataupun seorang Ahli hukum, mungkin karena pada jaman itu dua profesi itu lebih menjajikan dan menganggap dunia menulis bukanlah sebuah pekerjaan yang menghasilkan. Oleh karena itu orang tua Paulo Coelho berusaha keras untuk menjauhkan dan melarang dia dari dunia yang telah memikat hatinya itu.
Sikap kedua orang tuanya itu membuat Paulo Coelho membarontak, dia malah berusaha menjadi semakin dekat dengan apa yang diinginkanya. Apalagi setelah membaca buku yang berjudul Tropic Of Cancer karya dari Henry Miller seorang penulis berkebangsaan Amerika Serikat, membuat Paulo Coelho menegaskan diri untuk tidak meuruti kemauan orang tuanya. Karena perlawanannya ini, orang tuanya menganggap Paulo terkena gangguan jiwa. Dengan kekhawatiran tersebut orang tua Paulo Coelho akhirnya memasukkan putranya kedalam Rumah Sakit Jiwa.
Akhirnya Paulo Coelho harus menjalani sebuah terapi yang mengharuskan seluruh tubuhnya distrum dengan aliran listik (yang diberi nama terapi electroconvulsive) di rumah sakit tersebut. Pengalaman ini yang kelak memberikan inspirasi untuk dia menulis sebuah Novel yang berjudul Veronika Menutuskan Mati dan mengungkapkan praktik penyembuhan keji tersebut hingga akhirnya praktik terapi tersebut dilarang di Brasil. Walaupun begitu Paulo harus dua kali keluar masuk rumah sakit jiwa sampai akhirnya dinyatakan sembuh. Orang tuanyapun sudah berjanji untuk tidak memasukkan putranya ke rumah sakit jiwa.
Tetapi orang tuanya yang telah berjanji untuk tidak memasukan Paulo Coelho ke rumah sakit jiwa lagi itu melanggar janjinya, setelah Paulo Coelho bergabung dengan kelompok teater dan bekerja sebagai seorang jurnalis. Karena seperti masyarakat brasil pada umumnya, orang tuanya beranggapan dunia jurnalistik sangat identik dengan dunia yang tidak bermoral. Dengan kekhawatiran anaknya akan mendapat pengaruh buruk, orang tuanya menjadikan Paulo menjadi pasien Rumah Sakit jiwa untuk ketiga kalinya. Namun setelah keluar dari Rumah Sakit bukan membuat keadaan menjadi lebih baik, Paulo malah semakin asik dengan dunianya sendiri dan menjadi asing dengan lingkungan sekitarnya. Akhirnya orang tuanya yang putus asa memanggil seorang dokter untuk memeriksa anaknya, dari hasil pemeriksaan dokter tersebut akhirnya orang tuanya tahu bahwa Paulo Coelho tidak gila dan tidak seharusnya dimasukan ke Rumah Sakit Jiwa.
Setelah melewati masa-masa bermasalah dengan anggapan gangguan jiwa, kemudian Paulo Coelho menuruti kehendak orang tuanya dengan melanjutkan studinya di sekolah hukum. Namun rupanya ini tidak berjalan dengan lancar karena Coelho harus Drop Out dan akhirnya menekuni dunia Teater. Dengan maraknya gerakan Hippie yang merebak di seluruh dunia dan juga memasuki Brasil pada dekade enam puluhan, Paulo Coelhop pun tertarik dengan gerakan yang berslogan “Make Love, Not War”. Paulo Coelho menjalani gaya hidup kaum Hippie seperti, memanjangkan rambut, tidak membawa indentitas dan memakai obat-obatan terlarang. Namun Paulo Coelho tetap berkarya dengan berkolaborasi bersama seorang musisi Brasil, Raul Seixas dan berhasil menciptakan lagu-lagu populer di Brasil.
Pada tahun 1073, Coelho dan Seixas membentuk kelompok musik yang beraliran Alternatif yang bertujuan untuk menentang kapitalisme. Mereka membuat sebuah serial Komik yang berjudul Kring-Ha yang berisi protes atas terbelunggunya warga Brasil saat itu. Melihat tindakan ini, Rezim Diktator yang menguasai Brazil saat itu menangkap dan memasukan Coelho dan Seixas kedalam penjara karena menganggap bahwa mereka telah melakukan tindakan yang Subversif.
Ketika akhirnya bebas, siksaan yang dia dapatkan ketika berada di penjara ternyata membekas dalam diri Paulo Coelho yang membuat dia memutuskan untuk menghentikan kegiatannya “subversif” nya dan memulai hidup yang lebih normal. Dia bekerja pada sebuah perusahaan rekaman bernama Polygram yang membuat dia bertemu dengan seorang wanita yang akhirnya menjadi istrinya. Pada tahun 1977 Paulo Coelho dan istrinya memutuskan untuk tinggal di London, Inggris. Disini hasratnya untuk menulis kembali muncul dan dia membeli sebuah mesin tik lalu mencoba untuk menulis kembali walaupun akhirnya usahanya tidak selalu berhasil. Setahun kemudian Paulo Coelho kembali ke Brasil untuk bekerja sebagai salah satu eksekutif di sebuah perusahaan rekaman ternama di Brasil, CBS, yang hanya dia kerjakan selama tiga bulan dan mengundurkan diri setelah dia bercerai dengan Istrinya.
Pertemuan dengan teman lamanya Christina Oiticica pada tahun 1979 membuat status duda yang disandang Paulo Coelho tidak bertahan lama, karena tak lama setelah pertemuan itu mereka berdua memutuskan untuk menikah. Lewat Oiticica lah akhirnya Paulo Coelho mulai serius untuk kembali menulis, meskipun pada awalnya dia enggan karena peristiwa masa lalu yang buruk. Namun tanpa kenal menyerah Istrinya selalu mengingatkan tentang impiannya untuk menjadi penulis dan memberi semangat kepadanya. Akhirnya, dengan penuh perjuangan dan dukungan dari Sang Istri, Pada Tahun 1982 Paulo Coelho menulis buku pertamanya yang di beri judul Arquivos do Inferno (Hell Archives) dan berlanjut dengan O Manual do Prático do Vampirismo (Pratical Manual Of Vampirism). Namun kedua buku tersebut gagal di pasaran dan mendapat kritikan pedas karena dianggap kualitas tulisannya yang buruk.
Tidak menyerah begitu saja, Pada tahun 1987, Paulo Coelho menyelesaikan novelnya yang berjudul O Diario De Um Magi (Diari Seorang Magi). Novel ini berasal dari catatan hariannya ketika melaksanakan Ziarah Spiritual dari kota Saint-Jean-de-Port di Paris sampai ke kota Santiago de Compostela di Spayol. Dan akhirnya buku yang dalam versi bahasa inggrisnya berjudul The Pilgrimage (Ziarah) ini sukses dipasaran dan memutus kegagalan beruntun dari dua buku sebelumnya.
Pada tahun 1988 sebuah tonggak awal yang kelak menjadikan Paulo Coelho ditancapkan, Novel O Alquimista (Sang Alkemis) diterbitkan. Novel ini berbeda dengan karyanya sebelumnya, hadir dengan simbolik yang kaya dengan bahasa metafora. Dalam menulis novel ini Paulo Coelho banyak terpengaruh oleh Novel Tale Of Two Dreamers karya seorang sastrawan ternama dari Brasil yang bernama Jorge Luis Borges. Novel ini merupakan perwujudan dari pergulatannya selama bertahun-tahun dalam dunia alkimia. Pada awalnya penjualan novel ini tidak terlalu bagus dan sempat dihentikan penjualannya. Namun Paulo Coelho tidak mau menyerah begitu saja, seperti ingin merepresentasikan perjuangan tokoh Santiago dalam meraih impiannya yang dituliskannya dalam novel tersebut, dia berjuang untuk menemukan pernerbit yang mau menerbitkan kembali novelnya. Akhirnya usaha keras tersebut menemui titik temu setelah Harper Collins, sebuah perusahaan pernerbit internasional bersedia menerbitkan bukunya. Dan diluar perkiraan novel tersebut mendapatkan hasil penjualan yang fantastis.
Setelah kesuksesan novel Sang Alkemis membuat Paulo Coelho semakin semangat dan produktif dalam menulis terbukti hampir setiap tahun dia menghasilkan karya terbaru, seperti, Brida (1990), O Dom Supremo (The Gift) (1991), As ValkÃrias (The Valkyries) (1992), Maktub dan Na margem do rio Piedra eu sentei e chorei (Di Tepi Sungai Piedra Aku Duduk dan Menangis) (1994), O Monte Cinco (Gunung Kelima) (1996), Letras do amor de um prophet (Love Letters from a Prophet) dan Manual do guerreiro da luz (The Manual of the Warrior of Light) (1997), Veronika decide morrer (Veronika Memutuskan Mati) dan Palavras essenciais (Essential Words) (1998), O Demônio e a srta Prym (Iblis dan Nona Prym) (2000), Histórias para pais, filhos e netos (Fathers, Sons and Grandsons) (2001).
Pada tanggal 25 Juli 2002, Paulo Coelho diterima menjadi anggota ke-21 Brazilian Academy of Letters (BAL). Peristiwa ini merupakan suatu momen yang penting bagi Paulo Coelho, karena selama ini, meskipun karyanya banyak dibaca orang, banyak kritikus yang mengkritik karya Coelho sebagai novel populer yang kurang memiliki muatan sastra. Diterimanya Coelho sebagai salah satu anggota BAL tentunya meneguhkan posisi Coelho sebagai seorang sastrawan. Walaupun begitu Paulo Coelho tidak berpuas diri dan terus melahirkan karya-karyanya, Onze Minutos (Sebelas Menit) (2003), O Gênio e as Rosas (The Genie and the Roses) dan E no sétimo dia (And on the Seventh Day) (2004), O Zahir (Zahir) dan Caminhos Recolhidos (Revived Paths) (2005), Ser como um rio que flui (Like The Flowing River) dan A Bruxa de Portobello (The Witch of Portobello) (2006), Vida: Citações selecionadas (Life: Selected Quotations) (2007), O Vencedor está Só (The Winner Stands Alone), O Mago The Wizard (Biografi karya Fernando Morais) (2008), O Aleph (Aleph) (2010), Manuscrito Encontrado em Accra (Manuscript Found in Accra) (2012) dan Adultère (Adultery) (2014).
Karya-karya Paulo Coelho yang telah terjual ratusan juta kopi dan diterjemahkan dalam puluhan bahasa telah memberikan inspirasi bagi banyak bangsa di dunia. Namun begitu Paulo Coelho tidak menjadi seseorang yang tidak perduli dengan masalah sosial, sampai saat ini dia membiayai Paulo Coelho Institute, sebuah institusi yang menolong anak-anak yang tidak begitu beruntung dari royalti atas tulisan-tulisannya.
Karya Paulo Coelho :
Kunjungi juga:
paulocoelhoblog.com/
https://twitter.com/paulocoelho
https://www.facebook.com/paulocoelho
Referensi : https://id.wikipedia.org/wiki/Paulo_Coelho
0 komentar:
Post a Comment