Serat Tripama : Gugur Cinta Di Maespati (Novel Grafis) Karya Terbaru Sujiwo Tejo


Penulis yang dikenal juga sebagai Dalang dan Budayawan eksentrik Sujiwo Tejo baru saja menerbitkan novel terbarunya melalui penerbit Bentang Pustaka. Novel setebal 196 halaman ini diberi judul Serat Tripama : Gugur Cinta Di Maespati. Dalam novel terbarunya ini, Sujiwo Tejo ingin terlihat berbeda dengan format Novel Grafis. Mengusung cerita adaptasi dari kisah pewayangan yang sebelumnya pernah ditulis oleh KGPAA Mangkunegara IV melalui Kitab Tripama.

Ini adalah Novel Grafis pertama Ki Dalang Sujiwo Tejo. Di dalamnya bukan cuma sekedar menampilkan tulisan-tulisan atau rangkaian-rangkaian diksi semata, melainkan juga menampilkan ilustrasi-ilustrasi karyanya sendiri. Keputusan untuk menampilkan grafis tersebut berdasarkan dari pemahaman dirinya akan filosofi dalang. Seperti pernyataanya yang dikutip dari bentangpustaka.com, "Dalang itu seperti laut, muara dari bermacam sungai. Sungai tersebut terdiri dari sungai musik, sampai sungai seni rupa seperti novel grafis," katanya. Sujiwo Tejo ingin pembacanya tidak hanya memngetahui cerita lewat tulisannya saja tetapi juga melalui gambar-gambarnya.

Novel ini bercerita tentang tokoh-tokoh wayang modern, yaitu Sumantri, Arjuna Sasrabahu, Dewi Citrawati, dan Sukasrana. Selama perjalanannya mengabdi kepada raja Arjuna Sasrabahu, Sumantri selalu disertai kekuatan dan kasih sayang adiknya yang raksasa, Sukasrana. Di samping itu, juga dikisahkan cerita cinta yang dilematis antara Sumantri, Dewi Citrawati, dan Arjuna Sasrabahu


Video Book Teaser Serat Tripama: Gugur Cinta di Maespati.



Berikut kutipan ceritanya: Alkisah, perjalanan makrifat menuju negeri Maespati yang berada di atas langit untuk mengabdikan diri kepada Sang Raja dari negeri tersebut yaitu, Arjuna Sasrabahu. Melalui bantuan dari seorang tukang perahu Sumantri dapat sampai ketujuannya setelah berhasil menembus penjagaan Negeri Maespati kemudian mendapat kepercayaan Sang Prabu Arjuna Sasrabahu. Lalu Sang Raja pun mengutusnya untuk memboyong Dewi Citrawati dari Negeri Magada untuk dijadikan permaisuri. Ternyata di negeri Magada, para Raja-Raja dari berbagai negara telah berperang untuk bisa mempersunting Dewi Citrawati. Akhirnya Sumantripun harus berduel dengan Prabu Darmawisesa yang telah berhasil mengalahkan raja-raja lainnya. Dan Sumantri berhasil mengalahkan Prabu Darmawisesa. Alhasil Sumantri berhasil memboyong Dewi Citrawati ke Maespati. Tetapi dalam perjalanan menuju Negeri Maespati, banyak kejadian-kejadian yang membuat Sumantri Dan Dewi Citrawati saling jatuh cinta. karena cinta tersebut Sumantri melupakan tugasnya dan malah berbalik arah dengan menangtang Prabu Arjuna Sasrabahu.

Sinopsis:

Tak Tok Tak Tok
Kereta kuda yang dikusiri Sumantri memboyong Dewi Citrawati, calon permaisuri Bosnya, ke Negeri Maespati. Konon, jalan ke Maespati memang suka tak terduga. Di tengah jalan, Sumantri melihat mawar jatuh. Hatinya kasmaran. Siapa yang peduli mawar itu berwarna hitam atau merah, begitu pula jika putih ..., kecuali perasaannya tidak bekerja. Dan seperti umumnya orang yang kasmaran, Sumantri buta jalan. Menurut nalurinya, setiap jalan yang impossible, itulah jalan ke pernikahan. 
O, Citrawati ketakutan. Kuda-kuda itu belum pernah dilatih melewati jalan yang tak masuk akal!
Tapi, bagi Sumantri, jalan yang tak masuk akal adalah jalan yang indah.
Jalan yang indah adalah jalan menuju pernikahan.
Dan jalan menuju pernikahan itu ...
tidak ada latihannya.
La la la ....


“Serat Tripama gubahan Sujiwo Tejo adalah sebuah novel grafis yang menyastrakan komik melalui setiap titik dan garis dalam ketergambarannya. Pada novel grafis, gambarberfungsi menceritakan dirinya sendiri, dan contoh terbaik penceritaan itu ada pada Serat Tripama ini.” 
—Seno Gumira Ajidarma.

Seperti ciri khas Sujiwo Tejo, meskipun cerita ini sudah besar melalui Kitab Tripama namun Sujiwo Tejo tetap berani untuk keluar dari pakem-pakem pewayangan yang ada. Novel ini sudah beredar pada 24 Maret 2016 di toko-toko buku Jakarta, DIY, Jawa Tengah, kota lain segera menyusul. Novel ini juga akan direncanakan menjadi Trilogi dan Novel berikutnya sedang dalam proses pengerjaan. Novel ini akan meneruskan sukses Novel Romance Sujiwo Tejo sebelumnya Rahvayana: Aku Lala Padamu (2014) dan Rahvayana: Antara Ada dan Tiada (2015).

Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Post a Comment