10 Cara Mendapatkan Ide Untuk Menciptakan Karakter Dalam Cerita Fiksi Kita


Ingin menulis fiksi, tetapi kesulitan menciptakan sebuah tokoh atau karakter yang akan kita tampilkan dalam cerita fiksi tersebut? Tokoh utamanya seperti apa? Bagaimana bentuknya? Seperti apa cara biacaranya? Apa saja kebiasaannya? Dia berada di mana? Dengan siapa? Semalam berbuat apa? (lho... kok kaya lirik lagu ya? *garuk kepala), ya itulah, dan lain sebagainya aja. Ini sering terjadi untuk penulis fiksi pemula (termasuk yang nulis artikel juga nih, hehehe...). Memang untuk bisa menjawab semua pertanyaan di atas, kita harus sejenak menahan hasrat “langsung tulis saja”, untuk melakukan hal-hal yang menjadi kebiasaan penulis-penulis yang sudah berpengalaman sebelum membuat cerita fiksinya. Apa itu? “RISET”.

Wew, “RISET”? ya riset. Mendengar kata ini, kita pasti langsung berpikir hal yang rumit-rumit, pengumpulan data, mencari informasi, melakukan percobaan, membaca banyak buku dan lain-lain. Tetapi untuk penulis yang sudah profesional, walaupun itu hanya untuk menulis sebuah cerita fiksi, itulah yang mereka lakukan (ini kalo saya baja dari beberapa buku tentang cara menulis dari beberapa penulis terkenal yang pernah saya baca).

Tetapi tenang, untuk kita yang berada di barisan pemula ini, cukup melakukan hal-hal sederhana saja. Membaca artikel atau buku seperlunya, melakukan pengamatan yang tidak jauh-jauh dari sekitar kita saja. Berikut beberapa hal yang dapat kita gunakan untuk menciptakan Karater atau tokoh untuk cerita fiksi kita.
  1. Diri sendiri | Kita tentunya mengenal diri kita sendiri melebihi orang lain, secara fisik, kebiasaan, kesukaan atau hobby, makanan kesukaan dan segala rahasia yang kita simpan. Ini adalah sumber dasar yang bisa kita gunakan untuk membentuk karater atau tokoh dalam cerita kita. Cara ini bisa digunakan jika kita membuat cerita dalam sudut pandang orang pertama. Tetapi dalam menulis fiksi, sering kali kita menggunakan sudut pandang orang ketiga. Untuk menciptakan karakter yang lebih hidup dari diri kita melalui sudut pandang orang ketiga, mungkin kita bisa meminta bantuan teman atau orang-orang terdekat untuk memberi pendapat (mengambil sudut pandang orang terdekat atau teman kita tersebut). Caranya, bisa tanya langsung (biasanya sih kurang efektif, karena faktor ketidak kejujuran, akhirnya hasilnya kurang maksimal), oleh karena itu bisa dengan cara membuat angket tertutup (meminta teman-teman kita menuliskan pandangan mereka tentang diri kita, tanpa harus menyertakan nama mereka sebagai pemberi pendapat).
  2. Keluarga, Teman, Sahabat | Melakukan pengamatan terhadap keluarga, sahabat dan teman di sekeliling kita. Kemudian buat daftar tulisan dari pengamatan kita untuk menggambarkan mereka (tentunya sesuai dengan sudut pandang kita, bisa juga mengutip perkataan menarik yang sering mereka ucapkan). Hal ini mengasikan, kamu bisa coba mulai menulis dan akan terkejut dengan hasilnya. Contoh: Budi, aduh... kok kayak pelajaran SD sebelum Indonesia merdeka, ok, kita ganti, Iwan... lah sama aja...! Iwan kan adiknya Budi. Ok Andrew misalnya, tubuhnya gemuk, rambutnya keriting, terlihat lebih ruwet dari pada rumus fisika, dia suka makan cilok... bla,bla,bla. Teruskan sampai sebanyak yang kita mampu, kita akan membuat database karakter yang suatu saat bisa menjadi stock karakter di kemudian hari.
  3. Legenda/Mitos Masyarakat | Biasanya dalam suatu, daerah ada beberapa tokoh yang melegenda, ada yang nyata  ada juga yang fiktif. Sering diceritakan dari mulut ke mulut, namun memiliki tingkat kepupoleran tinggi. Jika kita mendengar cerita seperti ini, entah dari siapa aja, sebaiknya jangan langsung berasumsi atau memberi opini. Cukup dengar, catat atau rekam saja, lumayan menambah daftar referensi atau stock karakter kita. Kalo informasi yang kita dapatkan masih sangat tipis baru kita bisa bertanya lebih banyak tentang cerita itu. Bahkan karya-karya terkenal banyak sekali yang menggunakan tehnik ini dalam penciptaan karakternya. (cerita dengan karakter kurcaci, peri, naga adalah buktinya). Walaupun mungkin awalnya karakter itu hanya cerita bohongan, tetapi terbukti sukses. Ini enaknya jadi penulis fiksi, entah informasi yang kita dapatkan itu fiktif atau nyata tetap berguna untuk kita hehehe. Ayo siapa yang mau mengumbar cerita bohong... ditampung!
  4. Dari Tokoh Terkenal Atau Idola Kita | Kita bisa baca biografinya, follow twitter dan instagramnya. Karena biasanya Tokoh terkenal sering sekali muncul di media, maka untuk mengumpulkan informasi tentang mereka, tidaklah terlau susah.
  5. Zodiac, Shio, Arti Nama, Tanggal Lahir, Golongan Darah | Kita pasti pernah membaca tulisan yang berhubungan dengan hal-hal diatas tersebut. Zodiac, Shio dan yang sejenisnya sering menggambarkan karakter seseorang melalui hal-hal yang berhubungan dengan tanggal dan tahun lahir, golongan darah, dan lain sebagainya. Kita bisa berpatokan dengan hal di atas untuk menciptakan karakter dalam cerita fiksi kita.
  6.  Buku-Buku Psikologi Atau Kisah Inspirasi/Motivasi Dan Pengambangan Diri | Dari buku-buku jenis ini, banyak sekali stok karakter yang bisa kita adopsi untuk bahan cerita fiksi kita. Biasnya yang kita temukan dari jenis buku ini adalah karakter-karakter yang berhubungan dengan sikap dan pola pikir.
  7. Internet, Media Masa Dan Medso | Apa yang tidak ditampilkan oleh media? Dari mulai televisi sampai koran, semua bisa memberi sebuah ide dan gagasan dalam penciptaan karakter cerita fiksi kita. Seperti misalnya, jika kita melihat berita tentang anak-anak daerah perbatasan, kita bisa membuat karakter seperti apa yang kita terima dari media tersebut. Dari medsos, kita bisa kepoin orang-orang dari status-statusnya (jangan Cuma mantan aja yang dikepoin hehehe), ini adalah kepo yang produktif.
  8. Novel, Cerita Fiksi Atau Non Fiksi Karya Orang Lain | Jika kita membaca novel, kemudian menemukan sebuah tokoh yang menarik perhatian kita, mungkin kita bisa terinspirasi untuk membuat karakter serupa. Ini bukan berarti kita menjiplak habis-habisan, tetap beri sentuhan gaya dan kreatifitas kita. Siapa tahu kita bisa membuat karakter dari karakter yang sudah terkenal, menjadi versi kita yang lebih kekinian. Di Novel Twilight misalnya, siapa sangka Vampir yang dulu terkenal dengan muka seramnya  Count Dracula bisa berubah jadi ganteng seperti Edward Cullen.
  9. Hewan, Tumbuhan Atau Benda Di Sekitar Kita | Kita mungkin sudah sering mendengar cerita kancil, atau yang fenomenal di seluruh dunia Micky Mouse, karakter-karakter dari hewan terbukti bisa sangat menarik, kalo dalam dunia penulisan istilahnya FABEL. Kita juga bisa menciptakan karakter dari cerita kita yang berasal dari tumbuhan atau benda mati. Tetapi ini akan membutuhkan tehnik penulisan yang agak rumit, supaya pembaca kita bisa memahami karakter kita.
  10. Imajinasi Sendiri | Jika kita punya daya hayal yang lumayan tinggi, menciptakan karakter dari imajinasi kita memang tidak terlalu sulit, tetapi yang jadi masalah adalah, terkadang orang lain tidak bisa menangkap daya imajinasi kita. Makanya, walaupun kita berimajinasi, tetapi sebaiknya kita tetap mencari referensi dengan melakukan poin-poin di atas, agar karakter hasil dari imajinasi kita bisa ditangkap oleh pembaca cerita fiksi kita.

Itulah 10 cara mendapatkan ide untuk menciptakan karakter dalam cerita fiksi kita, semoga tips kali ini bermanfaat, tentunya buat yang menulis artikel sendiri, dan juga yang menyempatkan diri untuk membaca artukel ini. Tetapi tidak ada hal yang sempurna, oleh sebab itu, jika punya tambahan ide untuk lebih menyempurnakan tips kali ini, silahkan bagikan pada kolom komentar, terima kasih.

Share this:

CONVERSATION

2 komentar:

  1. fiuh, paling ga bisa ngarang fiksi. daya imajinasi saya parah wkwkwk

    ReplyDelete