Limit
Dia lalu merebahkan punggungnya ke sandaran sofa. Matanya menatap langit-langit. Tiba-tiba handphone nya berbunyi.
“Ting, Ting, Ting...”
Dengan gaya yang malas, Jane meraih handphonenya, melihat sekilas, lalu meletakkannya di samping bantal. Dia bangkit dari sandaran sofa lalu meraih tas-tas di depannya. Satu persatu isi dari tas itu keluar. Seperti seorang ahli quality control, Jane memeriksa barang-barang itu. Sesekali alis matanya terangkat seolah memikirkan sesuatu. Kemudian dia seperti teringat sesuatu.
“Ya, ampun... untuk apa aku membeli semua ini?”
Tas, sepatu, baju yang tergolek di depan Jane seolah-olah berbicara.
“Kami berhasil mengalahkanmu”
Jane mengambil handphonenya dan memperhatikan beberapa pesan yang tertulis di dalamnya dengan seksama. Jane menutup matanya, ingin menangis, setelah sadar gaji bulan ini yang baru saja diterimanya sudah tak tersisa.
0 komentar:
Post a Comment