Aku Kemari Kau Kemari
Rasha hanya
tertegun dan terdiam mendengar kata-kata nabila, dia yakin bahwa hari ini dia
tidak membuat schedule untuk memperhatikan dan harus menerima informasi seperti
itu. sejenak kesunyian melanda lingkungan yang sebenarnya dipenuhi obrolan
orang-orang yang berkunjung di kafe tempat mereka berdua minum kopi.
“Putus?”
Setengah menggumam
Nabila
mengangguk pelan sambil memainkan boneka kecil yang terikat di gelangnya,
sambil sesekali mencuri kesempatan untuk memperhatikan reaksi Rasha.
“Kenapa?”
Tanya Rasha memelas.
“Maaf...
orang lain” Kata Nabila lirih namun tegas.
Nabila
menyodorkan sebuah amplop berwarna kekuningan kehadapan Rasha, yang membuat dia
semakin kebingungan, namun Rasha memberanikan diri untuk menerima amplop itu.
Suasana
semakin sunyi dan tampaknya benar-benar beku, melihat tidak ada kata-kata yang
harus disampaikan lagi Nabila pun pamit, dijawab anggukan Rasha yang penuh
dengan ketidak relaan.
Seminggu
berlalu dengan cepat dengan tak seharipun Rasha pergi benar-benar jauh dari
kamar tidurnya, seolah dunia luar sedang menyebarkan virus menular yang
mematikan. Walaupun heran tetapi Ibunya tahu apa yang sedang terjadi dengan
putranya itu, dia sedih melihat kesedihan anaknya tetapi terselip bahagia
karena hal ini membuatnya lebih punya waktu untuk sekedar melihat putranya.
Pagi itu
sahabatnya Rasha mampir kerumah, disambut dengan canda ramah ibunya Rasha.
Ibunya Rasha menyuruh Alex untuk langsung kekamarnya Rasha, memang seperti itu
biasanya.
“Hai, bro...
lu ngapain gak pernah nongol? Sakit lu?” Kata Alex mengejutkan Rasha.
“Lagi males”
Jawab Rasha.
“Wew, klo
begini nih biasanya masalah cewek nih” Kata Alex menggoda.
“Ah,
sudahlah ga usah dibahas” Balas Rasha sambil tetap asik dengan laptopnya.
“Ah payah
lu... ya udah lah yang penting gua numpang wipi nya bro hehehe”
Akhirnya
mereka berdua asik dengan laptop masing-masing. Tetapi ternyata Alex tak
berhenti sampai dengan kata tidak perduli, sambil ditengah-tengah serunya game
online, mereka saling curhat yang akhirnya membuat Rasha terbuka dengan segala
yang telah terjadi. Dan sebagai sahabat yang perduli sesama kaum cowok keren,
beginilah nasehat hebatnya.
“Ya,
sudahlah cari pengganti secepatnya, dijamin semua kembali normal, default”
“Gimana mau
ganti secepatnya, sementara gua putus sama Nabila karena, lu taulah, gua lagi
sibuk
banget kejar tayang tugas akhir kuliah sehingga dia memilih orang lain”
Jawab Rasha ketus.
“Ya, klo
gitu keadaannya cari yang maunya cuma online saja bro, yang nggak nuntut
ketemu, gimana? Cemerlang kan?” Kata Alex dengan kemantapan kata yang luar
biasa.h
“Hahaha...”
Saran Alex
itu hanya terdengar sebagai hal yang konyol bagi Rasha. Namun entah mengapa
setelah beberapa hari berlalu, muncul sedikit keinginan untuk melakukan
percobaan atas saran Alex. Rupanya dia mulai merasa, sedikit masuk akal juga
jika itu hanya sebagai hiburan dan bisa mengobati kegalauannya saat ini.
“Ok, tidak
ada salahnya di coba” guman Rasha sambil tersenyum sendiri.
Dan dia segera
berselancar di media sosial yang membuatnya mempunyai kemungkinan untuk
mendapatkan teman baru atau bahkan langsung dengan cewek yang bisa jadi
gebetannya secara online.
Tetapi dia
tidak ingin terlalu frontal dengan mengungkapkan siapa dirinya sebenarnya,
aturan tidak baku di dunia maya yang sebenarnya dilarang namun masih sangat
marak pengikutnya, dia menggunakan avatar yang hanya berupa figur animasi,
dengan nama yang sedikit nyeleneh “Tusuk Gigi”, cukup konyol jika itu nama itu
bertujuan untuk mendapatkan pasangan.
Tetapi Rasha
percaya rumusan bahwa cewek suka dengan cowok misterius dengan gaya humor yang
tinggi, dan untuknya dalam tulisan Rasha tergolong advance melakukannya, Joke.
Dan mulailah dia dengan satu media, tapi tak tau mengapa media yang satu itu
gampang sekali beranak pinak menjadi media lain, dalam sehari Rasha
mengoperasikan 10 akun media sosial dengan nama konyol itu. hingga akhirnya dia
tertarik dengan pemilik akun “Putih Malu”, mungkin karena terkesan sama dengan
“Tusuk Gigi”.
“Hey, siapa
kamu, tunjukan dirimu hehehe...” sambil mengetik chat.
“Hi...”
Ketik Rasha.
“Hi... :D”
Balas Akun Putih Malu itu.
Dan
selanjutnya suara keyboard Rasha pun terdengar seperti senapan mesin yang
sedang memuntahkan peluru. Rasha sering tergelak sendiri karena obrolannya
dengan cewek di balik nama putih malu yang tak pernah tahu dia itu nyata atau
tidak, ada dimana, seperti apa potongannya, gendut, kurus, atau cantik dan
seksi, yang jelas Rasha merasa mereka berdua nyambung total.
Beberapa
hari berlalu Rasha mulai bosan dekat dengan kamarnya, dia ingin mencari udara
segar hanya untuk sekedar membuat suasana berbeda. Dia pergi ke kampus untuk
beberapa urusan tugasnya, dan tidak langsung pulang tetapi ingin santai di kafe
yang tidak jauh dari kampusnya, sambil ngopi dan menikmati wifi gratis, diapun
kembali terkoneksi dengan putih malu,sepertinya mereka selalu terkoneksi.
Disela-sela
chatnya tiba-tiba dia melihat sosok yang sangat familiar dan dangat dia kenal,
Nabila? Rasha memperhatikan mantan pacarnya itu dengan seksama, dia bersama
dengan wanita yang Rasha kenal sebagai mamanya. Ada perasaan yang tidak enak
ketika melihat Nabila, namun Rasha coba mengusirnya dengan kembali ke
obrolannya, dengan Putih Malu sambil sesekali melirik ke arah Nabila yang tidak
terlalu jauh dengannya.
“Hai, Sha?”
Sapaan itu mengagetkan Rasha, dia mendongak dan terkejut ketika Nabila berada
di depannya.
“Eh, hai...
Apa kabar Bil...”
“Kabar baik,
kamu?...”
“Baik
juga... sedang apa?”
“Aku lagi
nganterin mama belanja, ini mau pulang tapi katanya ada yang kelupaan tadi, ya
udah mama balik lagi dan aku harus nungguin, eh lihat kamu, jadi aku tunggu di
sini aja, daripada bengong sendirian...”
“Oh..”
Dan obrolan
canggung itu berlangsung seolah-olah mata kuliah bagi Rasha, sambil sesekali
menanggapi Nabila dia tetap terhubung dengan Putih Malu dalam chatnya. Untungnya
kedatangan Mamanya Nabila segera menyelamatkannya.
“Eh aku
pulang dulu ya... Mama sudah kelar kayaknya”
“Oh iya,
ati-atinya...”
“Iya, Oh iya
gebetan baru ya...? ku perhatiin asik banget dari tadi, Kenalin Dong”Kata
Nabila penuh canda sambil segera berlalu.
Rasha hanya
bisa nyengir, ada perasaan perih waktu Nabila menjauh, tapi itu tidak lama,
karena dia segera berpaling ke handphonenya dan membaca sebuah tulisan yang
cukup membuatnya terlonjak.
“Ketemuan
yuk...”
Dua hari
berselang, hari pertemuan dengan pemilik akun Putih Malu itupun telah menjadi
schedule utama bagi Rasha hari ini. Rasa penasarannya dengan cewek yang begitu
membuatnya nyaman itu membuat dia bersemangat. Rasha menyiapkan T-Shirt yang
menurutnya keren untuknya, warna “Biru Langit” sudah diconfirm nya. Kafe Doo...
menjadi lokasi ketemuan itu, hanya sekitar 30 menit dari rumahnya. Rasha senang
karena dia tidak berasal dari luar kota, kebetulan yang sangat membantu.
Berdebar
juga ketika dia sampai di kafe itu, dengan perasaan penasaran, dia memasuki
kafe yangkebetulan lumayan tidak terlalu banyak pengunjung. Dia segera menyapu
pandangannya keseluruh penjuru kafe, dan melihat seorang cewek diujung
mengenakan pakaian seperti yang Putih Malu janjikan “Putih” membelakanginya.
Rasha berjalan mendekat. Dan terkejut ketika tahu siapa cewek tersebut.
“Nabila”
Sapa Rasha terheran-heran.
“Rasha”
Nabilapun sepertinya sama.
“Sedang apa
kamu disini?”
“Aku
nungguin teman” Jawab Nabila “ Kamu sendiri?”
“Sama, aku
juga lagi nungguin teman”
Mereka
berdua terbingung-bingung, tak percaya namun harus segera mencari kebenarannya,
karena mereka sama-sama mengenakan baju yang sama seperti yang dijanjikan
pasangan masing-masing.
“Aneh,
kebetulan sekali...” Kata Nabila.
“Bentar,
jangan bilang Putih Malu itu kamu ya...?” Kata Rasha penuh selidik.
“Dan jangan
bilang Tusuk Gigi itu kamu ya...?” Balas Nabia.
“What???”
Mereka
tergelak berdua...
Tunggu, tapi
waktu aku di kafe itu, kamu tidak sedang chat, sementara aku tetap chat
dengan Putih Malu, gimana ceritanya?”
“Yah,
akhirnya... itu Dita, aku suruh makilin bentar, karena kita lagi asik-asiknya
kan ngobrolnya, sementara aku harus nganterin Mama, dia juga yang maksa aku
untuk ketemuan aja, nah ketemuan ini hasil inisiatifnya dia”
Mereka
tergelak lagi..., lalu terdiam cukup lama, malu, canggung, kesal, senang bercampur
tidak karu-karuan. Mereka benar-benar tidak tau harus bagaimana sebaiknya.
Melihat hal itu Rasha sebenarnya sangat gembira.
“Jadi
sebenarnya tidak ada orang lain, kan?” Kata Rasha.
“Itu sudah
tau...” Kata Nabila dengan nada manja.
“Lalu kenapa
minta putus?”
“Daripada
punya pacar tapi nggak pernah ada?”
Mereka
terdiam lagi, kini Rasha benar-benar gembira, namun dia menenangkan diri dan
tidak ingin perasaan senangnya itu kelihatan oleh Nabila. Di pikirannya dia
sedang menyusun kata-kata yang ingin dilontarkannya. Setelah semua seolah
seperti artikel yang siap dicetak, Rasha meraih tangan Nabila.
“Ok, kalo
gitu maafin aku, aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi, walaupun, kamu tau
aku sibuk banget sekarang dengan tugasku, tapi aku akan menyempatkan waktu,
jadi mau kan mulai dari awal lagi?”
“Tapi aku
masih ragu, kalo kamu masih sayang kenapa waktu itu tidak mencegahku?”
“Ya karena
kamu bilang kamu ada orang lain”
“Lalu kamu
nyerah?”
“Bukan
begitu maksudnya, tapi apa setelah yang kita lalui kemarin sampai dengan saat
ini, apa kamu tidak beri aku kesempatan?”
“Kita lihat
saja nanti” Kata Nabila penuh arti.
Rasha tidak ingin berdebat lagi, baginya itu cukup, dia akan berjanji pada dirinya sendiri tidak akan menyia-nyiakan wanita dihadapannya itu lagidan akan berusaha menyediakan waktu untuknya, dia yakin itu karena Nabila tidak pernah menarik tangannya.
la trus aku kemana????
ReplyDeleteKemana saja boleh Kang Lembu Sakti :)
ReplyDelete